TITIN UNTARI TAHIR

Koleksi Materi Kuliah Ku.

  • welcome to my website...
Posted by Titin Untari Tahir 2 komentar

STRUKTUR TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

A.    Tujuan
Mengidentifikasi ciri tumbuhan dikotil dan monokotil.

B.     Latar belakang
Tumbuhan yang ada di dunia ini banyak macam dan jenisnya. Secara kasat mata, tumbuhan dapat dibagi menjadi tumbuhan yang menghasilkan biji dan tumbuhan yang tidak menghasilkan biji. Tumbuhan biji disebut juga spermatophyta yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Biji merupakan alat untuk melestarikan keturunan tumbuhan yang bersangkutan. Biji biasanya dihasilkan oleh tumbuhan yang berbunga. Selain untuk perkembangbiakan, biji juga merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan yang digunakan oleh organisme lain untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
Secara morfologi, biji dapat dibedakan menjadi dua, apakah biji yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut berupa biji belah atau bukan. Karena karekteristik dari suatu biji sangatlah mempengaruhi morfologi dan anatomi akar, batang, dan daun yang akan dibentuk pada waktu pertumbuhan.
Pada observasi kali ini, akan diamati berbagai macam tumbuhan dikotil dan monokotil. Dengan pengamatan ini diharapkan agar dapat membedakan ciri-ciri dari tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Selain itu, dapat pula menganalisis adanya suatu penyimpangan baik secara morfologi maupun secara anatomi pada ciri-ciri tumbuhan dikotil dengan monokotil terhadap ciri-ciri tumbuhan lain.

C.     Rumusan Masalah
Manakah ciri pokok tumbuhan dikotil dan monokotil?

D.    Dasar Teori
Semua tumbuhan yang termasuk dalam filum Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup berkembang sejak 100 juta tahun yang lalu. Dengan adanya berkas pengangkutan yang lebih efisien dan dua karakteristik kunci yang unik, yaitu bunga dan buah,tumbuhan ini cepat mengalami diversifikasi. Sekarang, hampir 75% dari semua tumbuhan adalah tumbuhan berbunga dan jumlahnya lebih dari 350.000 spesies. Angiospermae mempunyai habitus bervariasi dari mulai dari yang kecil, tidak berbatang, sampai yang berupa pohon yang tinggi, serta beerbagai habitat termasuk habitat akuatik. Penyebaran polle dan biji, banyak dilakukan oleh angin dan hewan.
Angiospermae mempunyai ciri-ciri antara lain menghasilkan bii sebagai alat perkembangbiakan generatifnya, biji tertutup oleh daun buah, dan membentuk bunga yang sebenarnya. (Mohammad Natsir, 1993:111)
Filum Angiospermae ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas monokotil (berbiji tunggal) dan kelas dikotil (berbiji belah).

1.    Tumbuhan Monokotil.
Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
            Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan , sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian,media penulisan,zat pewarna, dan sebagainya.
(http:// wartawarga.gunadarma. ac.id/2009/11/tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/)
Tumbuhan monokotil ad yang berupa tumbuhan akuatik (misalnya, enceng gondok), semi akuatik (misalnya, genjer), epifit (misalnya, anggrek), semak berdaging (pisang), terna berkayu yang memanjat atau liana (rotan), dan pohon (bambu, kelapa).
(Hartono Sunardi,1996:1)
             Jenis – jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri – ciri berikut:
a.      Ciri –ciri morfologi:
*      Berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut dengan diameter akar satu dengan lainnya relatif sama. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kambium sehingga diameter akar akan tetap besarnya setelah berlangsungnya pertumbuhan primer. Pada beberapa anggota tumbuhan monokotil mempunyai akar adventif yang tumbuh dari batang dekat permukaan tanah dan berfungsi sebagai penguat batang.
*      Batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau tidak banyak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas kebanyakan tampak jelas.
*      Daun kebanyakan tunggal, jarang yang majemuk, bertulang daun sejajar atau melengkung, duduknya berseling (mengikuti rumus ½) atau membentuk rozet.
o   (Gembong Tjitrosoepomo, 2007: 382)
*      Bunga berbilang tiga dan kelipatannya, kelopak dan mahkota kadang-kadang tidak dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga. Bentuk perhiasan bunga yang sama tersebut dapat berbentuk seperti sepal (sepaloid) atau petal (petaloid) saja. Pada beberapa anggota tumbuhan monokotil, bagian perhiasan bunganya tereduksi atau bahkan sampai tidak ada sama sekali. Bunga tumbuhan monokotil pada umumnya mempunyai benang sari sebanyak hanya pada beberapa generasi. Sebaiknya terdapat juga anggota yang benang sarinya tereduksi menjadi tiga atau kurang. Kadang-kadang bahkan berubah menjadi staminodia. (Hartono Sunardi. 1990: 2)
*      Buah denagn biji yang mempunyai endosperm, jarang tidak, lembaga mempunyai daun lembaga yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm untuk lembaga sebelum dapat mencari makan sendiri.
*      Baik akar maupun pucuk batang dilindungi oleh suatu sarung, pelindung akar lembaga disebut koleorhiza, sedang pelindung pucuk lembaga dinamakan koleoptil. Pada waktu perkecambahan sarung yang merupakan pelindung tadi akan tertembus oleh organ yang dilindunginya. (Gembong Tjitrosoepomo, 2007: 383-384)

b.      Ciri-ciri anatomi:
*      Embrio pada tumbuhan monokotil hanya memounyai keping biji (kotiledon) satu sehingga daun pertama yang tumbuh juga hanya satu.
*      Batang tumbuhan monokotil mempunyai ikatan pembuluh tersebar, tidak mempunyai batasan korteks yang jelas. Kambiumnya tidak terbentuk pada batang sehingga diameter batang pada sebagian besar anggota tumbuhan  monokotil tidak bertambah bessar setelah pertumbuhan primer berlangsung. Dengan kata lain, tumbuhan monokotil tidak ada pertumbuhan sekunder karena tidak ad kammbium. (Hartono Sunardi, 1996: 1-2).
Selain itu, hipodermisnya berupa sklerenkim, tidak mempunyai jari-jari empelur, dan tidak dapat dibedakan antara empelur dan korteks.
(http:// anugraheni.blogspot.com/2009/06/01/archive.html)
*      Akar mempunyai sruktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang melintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar ke dalam berkas-berkas pengangkutan. Karena tidak ad kambium, akar tidak bertambah besar, tidak ada pembentukan jaringan baru, sehingga tetap mempunyai struktur yang primer.
Perkecualian atau penyimpangan dari ciri-ciri yang telah disebutkan di atas terdapat pada berbagai jenis tumbuhan pada berbagai jenis tumbuhan yang termasuk Monocotyledoneae. Misalnya, terdapat batang yang berkambium, bercabang-cabang tanpa ada buku-buku atau ruas batang yang jelas seperti terdapat pada warga suku Liliaceae (Dracaena, Pleomele ), adanya daun-daun dengan susunan tulang menjari atau menyirip pada palma (Palmae). Sifat-sifat tersebut ditambah dengan ditemukannya sifat-sifat yang khas Monocotyledoneae. (bunga yang berbilang 3) pada kelompok-kelompok Dicotyledoneae tertentu. (Gembong Tjitrosoepomo, 2007:384)
Contoh tumbuhan monokotil:
1.      Suku anggrek-anggrekan, contoh: vanili, anggrek scorpion, anggrek merpati.
2.      Suku padi-padian (Giaminae), contoh: padi, jagung, tebu, rumput.
3.      Suku pinang-pinangan (palmae), contoh: salak, palem, kelapa, sagu.
4.      Suku bawang-bawangan (­Alliaceae)
5.      Suku pisang-pisangan (Musaceae), contoh: pisang raja, pisang manila.

2.                  Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliiki ciri khas yng sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon: dun yang terbentuk pada embrio). Terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan sistem Crouquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran –aceae dalam nama Magnoliopsida dengan akhiran –opsida. Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicityledoneae (kelas “tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”).
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu, maupun pohon-pohon yang mempunyai ciri-ciri:
a.       Ciri-ciri morfologi:
*      Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus.
*      Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
*      Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
*      Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
*      Daun tunggal atau majemuk, sering kali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menjari atau menyirip. (Gembong Tjitrosoepomo, 2007:99)
*      Pada cabang-cabang ke samping sering kali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang mediandi kanan kiri cabang tersebut.
*      Bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.

b.      Ciri-ciri anatomi:
*      Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hinga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
*      Pada akar sifat berkas pengangkutannya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal. Xylem pada akar tumbuhan dikotil terletak di pusat akar dengan kaliptra tiddak jelas.
*      Batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak  jelas.
*      Struktur primer batang dikotil dibangun oleh jaringan-jaringan primer seperti epidermis, korteks, stele (silinder pusat). Stele tersebut disusun oleh xylem,floem,kambium vaskuler, dan empelur.
*      Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar. Diantara keduanya terdapat kambium. Jadi, berkas pengangkutannya bersifat koleteral terbuka kambium. Jadi, berkas pengangkutannya bersifat koleteral terbuka, kadang-kadang bikoleteral.
*      Hipodermis batang dikotil berupa kolenkim, mempunyai jari-jari empelur, dan dapat dibedakan antara empelur dan korteks.
Perkecualian atau penyimpangan dari sifat-sifat tersebut di atasdapat di jumpai pada tumbuh-tumbuhan yang termasuk  Dicotyledoneae , misalnya:
a.       Tidak mempunyai akar tunggang antara lain tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam suku Nymphaeceae. Piperaceae.
b.      Daun dudknya berseling, misalnya beberapa marga yang tergolong dalam suku Annonaceae.
c.       Tulang daun melengkung, terdapat dalam suku Melastomataceae, Piperaceae
d.      Bunga primer pada suku  Annonaceae.
Penyimpangan dari sifat-sifat anatomi pun terdapat, misalnya: berkas pengangkut dalam batanmg tersebar, terdapat pada anggota-anggota suku-suku  Nymphaceae.
(Gembong Tjitrosoepomo,2007:100)
Contoh dari tumbuhan dikotil antara lain:
1.      Kacang tanah
2.      Mangga
3.      Rambutan
4.      Belimbing
5.      Beringin
6.      Jati
7.      Mahoni
8.      Kedelai
9.      Ketela pohon
10.  Jambu

E.     Hipotesis
Ciri pokok tumbuhan dikotil adalah tumbuhan dikotil mempunyai dua buah keping biji, sedangkan ciri pokok dari tumbuhan monokotil adalah tumbuhan monokotil  hanya mempunyai satu keping biji.

F.      Alat dan Bahan
1.      Pisau/silet
2.      Loup
3.      Mikroskop
4.      Nampan plastik
Bahan: sejumlah tumbuhan dikotil dan monokotil dengan organ yang lengkap.
Nampan
Macam Tumbuhan
Nampan 1
1.      Batang, daun, biji, akar padi
2.      Akar, bunga kelapa
3.      Daun, bunga, akar pisang
4.      Bunga, biji jagung
5.      Akar, daun, bunga pinang
6.      Bunga anggrek
Nampan 2
1.      Akar, daun, batang, bunga, biji kacang tanah
2.      Biji kedelai
3.      Akar, batang, daun, biji rambutan
4.      Biji gambas

G.    Langkah Kerja
1.      Mengamati ciri-ciri organ tumbuhan seperti tertuang pada tabel, untuk sejumlah tumbuhan pada nampan 1 dan nampan 2 (jangan dicampur).
2.      Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.

H.    Data Hasil Pengamatan
Sasaran pengamatan
Ciri yang ditemukan
Tumbuhan nampan 1
Tumbuhan nampan 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Akar
Tunggang








Serabut
Ö




Bentuk
Daun
Pita/lanset
Ö




Bukan pita








Tulang
Daun
Menyirip








Jala










Menjari










Sejajar
Ö





Keping biji
Satu
Ö






Dua







Jumlah perhiasan bunga
3/kelipatannya
Ö




4/5 atau
Kelipatannya






Keterangan      :
1.      Padi
2.      Kelapa
3.      Pisang
4.      Jagung
5.      Pinang
6.      Anggrek
7.      Kacang tanah
8.      Kedelai
9.      Rambutan
10.  Gambas
Ø  Padi
           
           
Ø  Kelapa
         
Bunga kelapa termasuk bunga jantan karena tidak memiliki putik.
Perhiasan bunga ada tiga buah, keras, tangkai benang sarinya ada enam.
Akar kelapa: akar serabut karena tidak ada akar pokok, bagian terluarnya keras seperti kedap air, bagian agak dalam terdapat lapisan seperti sabut, bagian paling dalam terdapat silinder akar. Bagian ujung akar terdapat pelindung semacam sabut.
Ø  Pisang
          


Ø  Jagung
                         
Ø  Pinang
       

Ø  Anggrek
Ø  Kacang tanah
    
Akar; akar tunggang yang bercabang-cabang, terdapat bintil-bintil.
Daun: bentuk bulat telur terbalik. Tulang daun menyirip, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, daun majemuk.
Biji: berkeping dua yang dilapisi oleh selaput buah yang tipis.
Perhiasan bunga: empat
Ø  Kedelai
          
Ø  Rambutan
    
Ø  Gambas
 
I.       Pembahasan

1.      Padi
Tanaman yang termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae ini diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Namun, kini padi telah tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek.

Klasifikasi ilmiah dari tanaman ini adalah
Kingdom         : Plantae                     
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Oryza                       
Spesies            : Oryza sativa

Morfologi
*      Akar
Terna semusim ini mempunyai akar serabut. Dengan semakin banyaknya akar-akar serabut maka akar tunggang yang berasal dari akar kecambah tidak kelihatan lagi. Letak susunan akar tidak dalam, Karena itu, akar banyak mengambil zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas.
*      Daun
Daun padi terdiri dari helaian daun yang berbentuk memanjang seperti pita dengan pertulangan daun sejajar dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang.
*      Batang
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
*       Malai
Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua. Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah. Panjang malai suatu varietas demikian pula banyaknya cabang cabang tiap malai dan jumlah butir tiap-tiap cabang, tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam.
Malai padi terdiri dari bagian-bagian seperti tangkai bunga, dua sekam kelopak (terletak pada dasar tangkai bunga) dan beberapa bunga. Masing-msing bunga mempunyai dua sekam mahkota, yang terbawah disebut lemma, sedangkan lainnya disebut palea dua lodicula yang terletak pada dasar bunga, yang sebenarnya adalah dua daun mahkota yang sudah berubah bentuknya. Lodicula memegang peranan penting dalam pembukaan palea pada waktu berbunga karena ia menghisap air dari bakal buah sehingga mengembang dan oleh pengembangan ini palea dipaksakan membuka. Pada pengamatan yang dilakukan padi mempunyai perhiasan bunga yang berkelipatan satu.
Daun muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.
*      Biji
Yang sehari-hari disebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium.
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma. Padi hanya mempunyai satu keping biji.

Anatomi
Pada penampang melintang batang padi dari bagian luar ke dalam secara umum tersusun dari epidermis pada bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri dari skerenkim, korteks, berkas pengangkut, dan empelur. Berkas pengangkut pada batang padi tersususn secara acak hingga ke empelur, sehingga batas korteks dan empelur tidaklah jelas.
Untuk penampang melintang akar padi tidak dilakukan pengamatan di bawah mikroskop, tetapi berdasarkan literature dapat diketahui bahwa pada anatomi akar padi ini terdapat epidermis, korteks, endodermis, perisikel, floem dan xylem dan yang terakhir adalah empulur. Pada akar tanaman padi ini mempunyai tipe akar poliarkh, yaitu memiliki jumlah ikatan xylem yang banyak dan disertai dengan empulur.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan seperti berakar serabut, daun berbentuk pita dengan tulang daun sejajar, biji berkeping satu, dan memiliki satu perhiasan bunga, serta floem dan xilemnya yang terletak secara acak dapat disimpulkan bahwa padi termasuk tanaman monokotil.

2.      Kelapa
Kelapa merupakan tumbuhan yang tersebar didaerah tropika yang banyak dijumpai didaerah pantai pada tanah yang mengandung garam. Tumbuh baik dibawah ketinggian 300 m dpl, dengan curah hujan 1270-2550 mm pertahun. Di Indonesia sering ditanam di pekarangan aatau tegalan. Tumbuhan berupa pohon, tumbuh menyendiri, batangnya tegak tingginya dapat mencapai 35 m tergantung jenisnya. (Hartono Sudarnadi, 1995: 18-19)

Secara ilmiah kelapa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae                                 
Divisio             : Commelinids
Kelas               : Monocots
Ordo                : Arecales
Famili              : Arecaceae
Subfamili         : Arecoideae
Genus              : Cocos
Spesies            : Cocos nucivera
Secara morfologi
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.( http://id.wikipedia.org/wiki/kelapa)
*      Bunga
Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa kelapa mempunyai dua bunga yang terpisah. Yang satu merupakan bunga jantan dan yang satu adalah bunga betina. Pada bunga jantan terdapat perhiasan bunga yang keras seperti kayu, perhiasannya ada 3 buah, tangkai benang sarinya ada 6 (enam). Berdasarkan literatur, Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal.
*      Akar   
Pada pengamatan akar, kelapa mempunyai akar serabut karena tidak ada akar pokok, bagian terluarnya keras seperti kedap air, bagian agak dalam terdapat lapisan seperti sabut, bagian paling dalam terdapat silinder akar. Bagian paling ujung terdapat semacam pelindung seperti sabut. Menurut literature, akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.
            Untuk ciri-ciri yang lain dapat diketahui dari literatur diantaranya:
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).

Secara Anatomi
Berdasarkan pengamatan pada bunga kelapa dan perakarannya, maka kelapa dapat dikelompokan ke dalam tumbuhan monokotil sebab pada bunganya terdapat perhiasan bunga yang berjumlah tiga dan sistem perakarannya serabut.

3.      Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.

Secara  ilmiah tanaman pisang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae         
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Musaceae
Genus              : Musa
Spesies            : M. acuminata
 M. balbisiana
 M. paradisiaca
M. sapientum
Pada pengamatan terhadap tanaman pisang diperoleh hasil bahwa pisang memiliki ciri-ciri:
*      Akar
Memiliki sistem perakaran serabut dengan beberapa serabut pokok berukuran besar.
*      Daun
Memiliki bentuk daun_dengan pertulangan menyirip, tetapi yang dianggap sebagai tulang daun tersebut adalah pelepah, karena tanaman ini hanya memiliki pelepah sebagai pengganti kayu
*      Bunga
Perhiasan bunga yang dimiliki berjumlah 3 buah, dengan 3 buah kepala sari dan sebuah putik
Tanaman pisang digolongkan pada jenis tanaman monokotil. Bentuk penyimpangan tanaman ini terletak pada pertulangan daunnya, yakni menyirip. Tanaman ini tidak memiliki sistem pertulangan daun maupun batang berkayu. Tulang daun berupa pelepah demikian pula dengan batangnya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman pisang merupakan jenis tanaman monokotil.

4.      Jagung
Tanaman jagung (Zea mays) termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah pertanaman jagung.

Secara  ilmiah tanaman jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan                      : Plantae         
(tidak termasuk)          : Monocots
(tidak termasuk)          : Commelinids
Ordo                            : Poales
Famili                          : Poaceae
Genus                          : Zea
Spesies                        : Z. mays
Jagung mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama
penyinaran, dan suhu.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. (Argo Subekti,dkk)
Di dalam pengamatan terhadap tanaman jagung yang dilaksanakan pada hari kamis, 11 Maret 2010 yang lalu diperoleh hasil pengamatan bahwa tanaman tersebut memiliki ciri-ciri:
·         Struktur akar serabut
·         Bentuk tulang daun pita/lanset
·         Tulang daun sejajar
·         Keping biji satu
·         Jumlah perhiasan bunga merupakan kelipatan tiga
*      Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
*      Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepahdaun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
*      Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
*      Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Berdasarkan ciri-ciri yang teramati tersebut, menunjukkan bahwa tanaman jagung masuk dalam golongan tanaman monokotil. Jenis tanaman ini secara umum memiliki ciri-ciri di antaranya:
1. Bentuk akar: Memiliki sistem akar serabut
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun: Melengkung atau sejajar
3. Jumlah keping biji atau kotiledon: satu buah keping biji saja
4. Kandungan akar dan batang: Tidak terdapat kambium
5. Jumlah kelopak bunga: Umumnya adalah kelipatan tiga
6. Pelindung akar dan batang lembaga: Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
7. Pertumbuhan akar dan batang: Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
(
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080817220945AAe40Tw)

5.      Pinang
Pinang adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan orang. Pelbagai nama daerah di antaranya adalah pineung (Aceh), pining (Batak Toba), penang (Md.), jambe (Sd., Jw.), bua, ua, wua, pua, fua, hua (aneka bahasa di Nusa Tenggara dan Maluku) dan berbagai sebutan lainnya. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan nama ilmiahnya adalah Areca catechu.

 Secara  ilmiah tumbuhan pinang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae                     
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Arecales
Famili              : Arecaceae
Genus              : Areca
Spesies             : Areca Catechu

Pohon pinang. Benggala barat, India. Batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter ± 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun.
Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1.
Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 - 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala. Di Jawa, pinang tumbuh hingga ketinggian 1.400 m dpl.
Pada pengamatan kami kemarin, didapatkan bahwa pada daun pinang berbentuk pita, tulang daun sejajar, tak bertangkai,termasuk daun majemuk. Dan pada akar pinang, berakar serabut,pada bagian ujungnya terdapat bulu-bulu sebagai suatu pelindung. Pada literatur disebutkan pelepah daun berbentuk tabung, namun pada pengamatan kami tidak tercantum pelepah daun karena tidak ada pelepahnya dalam penelitian kemarin. Pada pengamatan tumbuhan pinang juga tidak didapatkan hasil dari jumlah perhiasan bunga karena pinang yang kami amati tidak ada bunganya, sehngga kami tidak bisa mengetahui jumlah perhiasan bunganya.
*      Akar
Pinang yang merupakan tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran serabut yaitu ditandai dengan besarnya setiap akar relative sama. Hal ini dikarenakan oleh tidak adanya cambium sehingga menyebabkan besarnya akar tetap setelah berlangsungnya pertumbuhan primer.
*      Daun
Pinang yang merupakan tumbuhan monokotil mempunyai bentuk daun pita dan mempunyai pertulangan daun sejajar berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Tulang daun utamanya berada di tengah. Pada pangkal daun monokotil ini juga dijumpai pelepah yang menyelimuti batangnya.
*      Keping biji
Pinang yang merupakan tumbuhan monokotil mempunyai keping biji atau jumlah kotiledon satu. Bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal.
*      Bunga
Pinang merupakan tumbuhan monokotil mempunyai jumlah perhiasan bunga tiga atau kelipatannya. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan berwarna putih kuning, benang sari 6. Bunga betina berwarna hijau, bakal buah beruang satu.
Dari literatur dan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa tumbuhan pinang merupakan tumbuhan monokotil.

6.      Anggrek
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae).

Secara ilmiah tumbuhan anggrek dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae                     
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Asparagales
Famili              : Orchidaceae
Subfamili         : Apostasioideae

Struktur Morfologi
Pada pengamatan akar anggrek tidak dilakukan karena ketidaktersediaan akar anggrek. Namun setelah membaca literature, dapat ditemukan morfologi bahwa anggrek memiliki akar serabut, tidak dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae). Yang merupakan ciri dari tumbuhan monokotil.
*      Batang
Berbentuk silindris, berdaging, lunak, dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin, dan sedikit lengket.
*      Akar
Akar anggrek bervelamen, yaitu lapisan luar yang terdiri dari beberapa lapis sel berongga dan transparan, serta merupakan lapisan pelindung pada sistem saluran akar. Velamen ini berfungsi melindungi akar dari kehilangan air selama proses transpirasi, evaporasi, menyerap air, melindungi bagian akar, serta membantu melekatnya akar ( Dyah Widiastoety Darmono, 2002: 4-5).
*      Batang
Batang anggrek beruas-ruas. Seperti yang terlihat pada pengamatan bahwa batang anggrek memang beruas-ruas dan lapisan batangnya transparan. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya "http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae". Tipe simpodial umumnya mempunyai batang yang berumbi semu (pseudobulb) dengan pertumbuhan ujung batang terbatas. Tipe monopodial mempunyai batang utama dengan pertumbuhan tidak terbatas. Bentuk batang ramping dan tidak berumbi. Tangkai bunga akan keluar di antara dua ketiak daun ( Dyah Widiastoety Darmono, 2002: 3).
*      Daun
Pada daun anggrek pun tidak diamati namun setelah membaca kajian literature didapatkan bahwa daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air "http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae". Bentuk daun bermacam-macan seperti agak bulat, lonjong, sampai lanset. Tebal daun beragam, dari tipis sampai berdaging dan kaku. Permukaannya rata, daun tidak bertangkai sepenuhnya duduk pada batang. Bagian tepi tidak bergerigi (rata) dengan ujung daun trebelah. Tulang daun sejajar dengan tepi daun berakhir di ujung daun. Susunan daun berselang-seling atau berhadapan (Dyah Widiastoety Darmono, 2002: 1).
*      Bunga
Pada bunga anggrek yang diamati berwarna merah muda, terdapat lima mahkota bunga dan satu putik dibagian tengah. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan (http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae).
Pengamatan ini tidak dilakukan pada buah anggrek karena tidak adanya bahan. Setelah mengkaji literature ditemukan bahwa buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan. Damn merupakan monokotil karena bijinya berkeping satu (http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae).
            Berdasarkan pengamatan serta kajian lieratur dapat diketahui bahwa anggrek memiliki ciri-ciri dari tumbuhan monokotil, sehingga anggrek dikategorikan sebagai tumbuhan monokotil.

Struktur Anatomi
Pada pengamatan kami tidak dilakukan pengamatan mengenai anatomi dari batang anggrek dikarenakan waktunya yang cukup singkat sehingga tidak sempat untuk mengamati hal tersebut.

7.      Kacang tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan yang berasal dari Amerika Selatan, tapi saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis.

Secara ilmiah tumbuhan anggrek dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom           : Plantae
Divisi                 : Tracheophyta
Kelas                  : Magnoliophyta
Ordo                  : Fabales
Famili                 : Fabaceae
Upafamili           : Faboideae
Bangsa               : Aeschynomeneae
Genus                : Arachis
Spesies               : A. hypogaea
Tanaman ini termasuk tanaman semusim, berbatang jenis perdu, tidak berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar. Dari tipe tegak ada yang dapat mencapai tinggi batang 80 cm, tetapi rata-rata tinggi tanaman subur 50 cm. Tipe menjalar dapat tumbuh ke segala arah membentuk lingkaran, dengan garis tengah dapat mencapai 150 cm.

Morfologi
*      Akar
Tanaman kacang tanah mempunyai  sistem akar tunggang yang bercabang-cabang. Namun, akar primernya tidak tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalah perakaran serabut, yang merupakan akar sekunder. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau nodul yang berisi bakteri Rhyzobium japonicum.
*      Daun
Daun tanaman kacang tanah mempunyai bentuk daun bulat telur terbalik dengan tulang daun yang menyirip. Ujung daunnya runcing dengan pangkal tumpul dan bertepi rata. Daun kacang tanah termasuk daun majemuk.Bijinya termasuk biji berkeping dua atau berbiji belah.
*      Biji
Biji kacang tanah dilapisi oleh selaput buah yang tipis.
*      Bunga
Perhiasan bunganya yaitu mahkota bunga berjumlah empat.

Anatomi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dapat diketahui struktur anatomi batang kacang tanah secara umum tersusiun dari dalam keluar adalah epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangakut yang terdiri dari floem dan xylem, serta kambium.
Karena keterbatasan waktu. Pada pengamatan kali ini hanya mengamati struktur anatomi batang kacang tanah, tetapi berdasarkan literature diketahui bahwa struktur anatomi akar kacang tanah terdapat epidermis, korteks, endodermis, perisikel dan jaringan pengangkut(xylem dan floem) dan empulur. Xylem dan floem baik yang terdapat pada batang maupun pada akar tersusun secara teratur.
Dari ciri-ciri yang telah disebutkan diatas baik ciri morfologi maupun ciri anatomi tanaman kacang tanah termasuk tanaman dikotil.

8.      Kedelai
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.

Secara ilmiah dari tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom               : Plantae                     
Divisio                   : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnoliopsida
Ordo                      : Fabales
Famili                    : Fabaceae
Upafamili              : Faboideae
Genus                    : Glysine
Spesies                  : Glysine max
                                Glysine soja
Data hasil pengamatan
Biji kering: berbentuk bulat telur, keras, berwarna kuning, kulit buah keras, berkeping dua. Biji setelah direndam dalam air: ukurannya bertambah besar, agak lunak, kulit buah dapat mengelupas. Biji yang telah berkecambah: muncul akar (radiks), kotiledon terangkat, terdapat dua daun lembaga.
Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.
Secara Morfologi
*      Biji
Berdasarkan hasil pengamatan biji kedelai kering berwana kuning, keras, dan kulit buahnya juga keras membungkus kotiledon dan embrio yang berada di dalamnya. Apabila kulit biji di kelupas maka akan terlihat bahwa keedelai berkeping dua, bentuk biji kedelai biasanya bulat telur. Berdasarkan literatur. Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Apabila biji kedelai direndam air, maka biji kedelai akan bertambah ukurannya karena menyerap yang air. Berdasarkan pengamatan biji kedelai yang sudah direndam kulit bijinya akan dapat mengelupas dan bijinya agak lunak. Pada perkecambahan akan muncul akar (radiks), kotiledon terangkat dan muncul sepasang daun lembaga yang merupakan daun pertama pada kedelai. Berdasarkan literatur, Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran.
Ciri-ciri lainnya dari kedelai yang diperoleh dari literature adalah
*      Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
*      Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
*      Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
*      Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
*      Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
Berdasarkan hasil pengamatan pada biji kedelai, baik yang belum berkecambah maupun yang telah berkecambah, maka kedelai dapat dikelompokan menjadi tumbuhan dikotil karena biji kedelai berkeping dua.

Secara Anatomi
            Karena keterbatasan waktu dalam pengamatan dan ketidaksediaan batang serta akar pada kedelai, maka pada anatomi kedelai tidak diamati.

9.      Rambutan
Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut. Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka.

Secara ilmiah tanaman rambutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae                     
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Familia            : Sapindaceae
Genus             : Nephelium
Spesies            : Nephelium lappaceum


Struktur Morfologi
Pada pengamatan ditemukan bahwa akar pada pohon rambutan adalah sisitem akar tunggang yang merupakan ciri dari tumbuhan dikotil. Akar pada rambutan memiliki beberapa bagian yakni: batang akar, rambut akar yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan air dan mineral, ujung akar sebagai daerah meristematik yang sel-selnya selalu aktif membelah, kaliptra/ tudung akar sebagai pelindung dari ujung akar dari kerusakan mekanis ketika menembus tanah. Fungsi akar yakni: menyerap air dan garam-garam mineral, memperkokoh tegaknya tanaman, alat respirasi, penyimpan cadangan makanan, alat perkembangbiakan vegetative. (http://cikempitz.blogspot.com/).
Batang dari rambutan pada umumnya batang berkayu, batangnya keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat, terdapat lentisel, ukuran besar, umurnya relatif panjang. Fungsi batang: sebagai organ perlintasan air dan makanan. Xylem sebagai jaringan yang mengangkut air dan garam mineral, sedangkan Floem sebagai jaringan yang mengangkut hasil fotosintesis (makanan), sebagai organ pembentuk dan penyangga tubuh tumbuhan, sebagai alat perkembangbiakan vegetative. (http://cikempitz.blogspot.com/).
Berdasarkan pengamatan tulang daun rambutan adalh menyirip jala dan bentuk daunnya memanjang menurut ciri-ciri tumbuhan monokotil maupun dikotil, bentuk dan tulang daun tersebut termasuk ciri tumbuhan dikotil. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2-4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5-20 cm, lebar 3,5-8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Fungsi daun: sebagai tempat fotosintesis, sebagai tempat respirasi, sebagai tempat transpirasi, sebagai alat perkembangbiakan vegetative. (http://cikempitz.blogspot.com/).
Bunga menempel pada tangkai dan jumlah kelopaknya ada lima buah, setiap sati bunga terdapat dua dua putik dan dua benang sari berdasar pada pengamat di lapangan. Jumlah kelopak bunga yang berjumlah lima atau kelipatannya merupakan ciri tumbuhan dikotil. Bagian-bagian bunga adalah: Calix (kelopak), berfungsi untuk melindungi bunga ketika masih kuncup. Corolla (mahkota), berfungsi sebagai hiasan bunga untuk menarik serangga. Stamen (benangsari), terdiri dari filamen (tangkai sari), antera (kepala sari), pollen (serbuk sari). Pistillum (putik), terdiri dari stigma (kepala putik), stillus (tangkai putik), ovarium (bakal buah), ovullum (bakal biji). (http://cikempitz.blogspot.com/ 18.15)
Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok). Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4-5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Biji terdiri dari: Spermodermis (kulit biji), Funiculus (tali pusat), Nucleus seminis (inti biji) (http://cikempitz.blogspot.com/).
Berdasarkan ciri-ciri morfologi diatas, pohon rambutan termasuk dalam kategori tumbuhan dikotil karena memiliki ciri-ciri yang ada atau sesuai dengan tumbuhan dikotil.

Struktur Anatomi
Gambar akar rambutan yang tercantum pada data hasil pembahasan terdiri dari lapisan luar ke dalam: jaringan Epidermis, terdiri dari sel selapis, tipis, rapat, dan mudah dilalui air. Jaringan Korteks, terdiri dari sel beberapa lapis, berdinding tipis, berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Jaringan Endodermis, terdiri dari sel selapis, tebal, sulit dilalui air (selektif). Stele, terdiri dari xylem dan floem.
Pada batang, dari lapisan luar ke dalam: jaringan Epidermis, terdiri dari selapis sel, dinding sel menebal, dilindungi oleh kutikula. Jaringan Korteks, terdiri dari beberapa lapis sel, berongga-rongga, bervakuola besar, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Stele, terdiri dari xylem dan floem. Letak jaringan pengangkut (xylem dan floem) pada tumbuhan dikotil lebih teratur daripada tumbuhan monokotil.
Pada daun, dari lapisan atas ke bawah: jaringan Epidermis atas, terdiri dari sel selapis yang dilindungi oleh kutikula. Jaringan Palisade, sel berbentuk seperti tiang, terdapat banyak kloroplas. Jaringan Spons, sel berlapis-lapis, terdapat rongga udara, terdapat sedikit kloroplas, terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem). Jaringan Epidermis bawah, terdiri dari sel selapis, terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. (http://cikempitz.blogspot.com/).

10.  Gambas
Gambas atau oyong (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur. Oyong masih sekerabat dengan belustru (Luffa aegyptica).

Secara ilmiah gambas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisio             :
Magnoliophyta
Kelas               :
Magnoliopsida
Ordo                :
Cucurbitales
Famili              :
Cucurbitaceae
Genus              :
Luffa
Spesies            : L. acutangula
Pada pengamatan kami didapatkan bunga pada gambas terdapat 4 mahkota, kelopak bunga gambas seperti mangkuk,dan biji berkeping 2. Tidak didapatkan hasil dari bentuk daun, tulang daun, dan akar karena pada pengamatan tersebut hanya tersedia buah dan bunganya saja. Namun dilihat dari bijinya saja dapat dietahui bahwa gambas merupakan tumbuhan dikotil. Dan tumbuhan dikotil berakar tunggang.

J.       Kesimpulan
Nampan 1 adalah contoh tumbuhan monokotil dan nampann dua adalah contoh tumbuhan dikotil.
 Pada nampan 1 berisi tumbuhan padi, kelapa, pisang, jagung, pinang, anggrek. Ciri utama dari tumbuhan monokotil adalah bijinya berkeping satu, sedangkan ciri penyerta dari tumbuhan monokotil adalah akarnya serabut, bentuk daun bukan pita, tulang daun sejajar, dan jumlah perhiasan bunga 3 atau kelipatannya.
Pada nampan 2 berisi tumbuhan kacang tanah, kedelai, rambutan, gambas. Ciri utama pada tumbuhan dikotil adalah bijinya berkeping dua, sedangkan ciri penyerta pada tumbuhan dikotil adalah akar tunggang, bentuk daun pita atau lanset, tulang daun menyirip, dan jumlah perhiasan bunga 4/5 atau kelipatannya.
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
a. pada nampan 1
-pada tumbuhan padi Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan seperti berakar serabut, daun berbentuk pita dengan tulang daun sejajar, biji berkeping satu, dan memiliki satu perhiasan bunga, serta floem dan xilemnya yang terletak secara acak dapat disimpulkan bahwa padi termasuk tanaman monokotil.
-kelapa digolongkan menjadi tumbuhan monokotil karena biji berkeping satu, akar serabut, dan tidak memiliki cambium sehingga pertumbuhan sekunder tidak terjadi.
-pisang digolongkan pada jenis tanaman monokotil. Bentuk penyimpangan tanaman ini terletak pada pertulangan daunnya, yakni menyirip. Tanaman ini tidak memiliki sistem pertulangan daun maupun batang berkayu. Tulang daun berupa pelepah demikian pula dengan batangnya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman pisang merupakan jenis tanaman monokotil.
-Berdasarkan ciri-ciri yang teramati tersebut, menunjukkan bahwa tanaman jagung masuk dalam golongan tanaman monokotil. Jenis tanaman ini secara umum memiliki
ciri-ciri di antaranya:
bentuk akar, memiliki sistem akar serabut, bentuk sumsum atau pola tulang daun melengkung atau sejajar, jumlah keping biji atau kotiledon: satu buah keping biji saja, kandungan akar dan batang tidak terdapat cambium, jumlah kelopak bunga: umumnya adalah kelipatan tiga, pelindung akar dan batang lembaga: ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza.
-pada tumbuhan pinang dapat disimpulkan bahwa tumbuhan pinang merupakan tumbuhan monokotil, sebab pada pengamatan kemarin didapatkan hasil pada tumbuhan pinang diketahui akar dari tumbuhan pinang serabut, dan tulang daun sejajar.
-anggrek dapat disimpulkan bahwa termasuk dalam tumbuhan monokotil karena sistem perakarannya, tulang daunnya yang sejajar, dan jumlah keping bijinya satu.
b. pada nampan 2
-kacang tanah termasuk tanaman dikotil karena memiliki biji yang berkeping dua, akar tunggang, memiliki empat perhiasan bunga.
-kedelai juga termasuk tanaman dikotil karena biji berkeping dua,
-rambutan dapat disimpulkan bahwa termasuk tumbuhan dikotil karena sistem akarnya tunggang, tulang daun menyirip, jumlah perhiasan bunganya, dan bijinya berkeping dua.
-pada tumbuhan gambas dapat disimpulkan bahwa tumbuhan gambas merupakan tumbuhan dikotil. Sebab pada pengamatan kemarin didapatkan hasil pada tumbuhan gambas perhiasan bunga berkelipatan 4 dan bijinya berkeping 2. Dengan mengetahui keping bijinya dapat diketahui jenis tumbuhan tersebut dan juga akar dari tumbuhan tersebut, yaitu tumbuhan dikotil dan berakar tunggang.
Walaupun tanaman pisang termasuk tanaman monokotil, tapi terdapat penyimpangan yaitu bertulang daun menyirip. Hal ini tidak seperti tanaman monokotil pada umumnya.
Ciri-ciri yang ada pada tumbuhan monokotil adalah:
1.      Bijinya berkeping satu.
2.      Akarnya serabut.
3.      Bentuk daunnya lanset/ pita.
4.      Tulang daunnya sejajar.
5.      Jumlah perhiasan bunga 3 atau kelipatannya.
Ciri-ciri yang ada pada tumbuhan dikotil adalah:
1.      Bijinya berkeping dua.
2.      Akarnya tunggang.
3.      Bentuk daunnya bukan lanset/ pita.
4.      Tulang daunnya melengkung atau menyirip.
5.      Jumlah perhiasan bunga 4/5 atau kelipatannya.











K.    Daftar Pustaka
Darmono, Dyah Widiastoety. 2002. Agar Anggrek Rajin Berbunga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nasir,Mochamad.1993.Penuntun Praktikum Biologi Umum.Yogyakarta.Depdikbud.
Sunardi,Hartono.1996.Tumbuhan Monokotil.Jakarta.Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo,Gembong.2007.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta.UGM Press.
Tjitrosoepomo,Gembong.2007.Taksonomi Tumbuhan(Spermathopyta). Yogyakarta.UGM Press.
Anugraheni.2009.Struktur Fungsi alat Tubuh Tumbuhan.Dianbil pada tanggal7 Maret  2010,dari http://anugraheni.blogspot.com/2009_06_01_archive.html
Wikipedia. 2009. Akar Tumbuhan Dikotil Monokotil. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/akar_tumbuhan_dikotil_monokotil/
Wikipedia. 2009. Anggrek. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/anggrek/
Wikipedia. 2009. Gambas. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/gambas/
Wikipedia. 2009. Jagung. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/jagung/
Wikipedia. 2009. Kacang tanah. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kacang_tanah/
Wikipedia. 2009. Kedelai. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai/
Wikipedia. 2009. Kelapa. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari
       http://id.wikipedia.org/wiki/kelapa/
Wikipedia. 2009. Pisang. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/pisang/
Wikipedia. 2009. Pinang. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/pinang/
Wikipedia. 2009. Rambutan. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/rambutan/
Wikipedia. 2009. Tumbuhan Berkeping Biji Tunggal. Diambil pada tanggal 9 Maret 2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/tumbuhan_berkeping_biji_tunggal



Subscribe to My Blog

Subscribe Here

Labels

Labels

Labels